1.
Industri Sus Cabai dan Tomat
Saus cabai dan saus tomat
merupakan salah satu bahan penyedap dan penambah rasa pada makanan. Makanan
kecil seperti perkedel, bakwan, otak-otak dan lainnya merupakan padanan bagi
saos tomat dan saos cabai. Selain makanan kecil, makanan besar seperti bakso,
mie ayam, spageti, hamburger, dan sea food seakan tidak lengkap jika tanpa
menggunakan saus cabai atau saus tomat.
Bahan baku utama saus cabai dan
tomat adalah cabai dan tomat. Selain itu, ditambahkan pula bahan-bahan lain
seperti bahan pengganti, bumbu, pengawet dan pengasam. Masing-masing bahan baku
tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Sebagai produk yang berfungsi sebagai
penyedap dan penambah citarasa maka rasa menjadi faktor sangat penting bagi
kesuksesan pembuatan produk.
Karena pasar yang luas dan bahan
baku yang tersedia maka terbuka peluang yang cukup besar untuk mendirikan
industri kecil pengolahan saus cabai dan tomat. Sebelum mendirikan usaha,
tentunya kita perlu untuk mempelajari seluk beluk mengenai industri pembuatan
saus cabai dan tomat. Permasalahan seperti bahan baku, proses produksi,
pemasaran dan analisis usaha perlu dikuasai oleh orang yang ingin berusaha
dalam industri saus tomat dan saus cabai.
a.
Saus
Cabai dan Tomat
Saus (atau sering disebut saos)
adalah produk berbentuk pasta (cairan kental) yang dibuat dari bahan baku buah
atau sayuran dan mempunyai aroma serta rasa yang merangsang. Saus yang umum
diperjualbelikan di Indonesia adalah saus tomat dan saus cabai. Ada pula yang
memproduksi saus pepaya, tetapi biasanya pepaya hanya digunakan sebagai
campuran.
Rasa saus cabai dan tomat
biasanya asam atau pedas dan bervariasi tergantung bumbu yang ditambahkan. Saus
cabai dan tomat berwarna merah sesuai dengan warna bahan bakunya. Walaupun
kadar airnya tinggi (50-60%), saus cabai dan tomat dapat disimpan dalam waktu
yang cukup lama. Hal tersebut disebabkan selain mengandung asam, gula dan
garam, saus cabai dan tomat juga dapat ditambah pengawet.
Saus cabai dan tomat dijual dalam
kemasan botol (kaca atau plastik) tetapi dapat juga dikemas dalam plastik
kantung dari polipropilene atau dalam bentuk sachet. Di pasaran, isi saus per
kemasan botol sebanyak 140 ml, 340 ml dan 610 ml sedangkan isi saus sachet
sebanyak 10 ml atau 10 gr.
b.
Gambaran
Pasar Saus Cabai dan Tomat
Di Indonesia, terdapat sekitar 24
perusahaan yang memproduksi saus tomat dan atau saus cabai. Jumlah tersebut
naik dibandingkan pada tahun 2003 sebanyak 16 perusahaan. Jumlah perusahaan
tersebut mengindikasikan meningkatnya produksi saus tomat dan saus cabai di
Indonesia.
Saat ini pasar saus cabai dan
tomat masih dikuasai Indofood, ABC dan Hunts. Tetapi, peluang pasar saus cabai
dan tomat sangat besar. Jika penduduk kota (konsumen utama saus instan) sebesar
sepertiga penduduk Indonesia, setengah dari keluarga di kota mengkonsumsi saus,
jumlah keluarga sekitar lima orang dan satu keluarga menghabiskan 1 botol saus
tomat dan sambal 340 gram per minggu maka peluang pasar dari saus cabai dan
tomat sebesar 128.520 ton per tahun.
Jumlah produksi saus cabai pada
tahun 2001 sebesar 20.042 ton (BPS, 2003). Salah satu perusahaan kecil yang
memproduksi saus cabai dan tomat mampu memproduksi sampai sekitar 176,5 ton per
tahun. Jumlah ini merupakan angka yang cukup besar. Hal ini berarti masih
terbuka peluang bagi pengusaha untuk memproduksi saus cabai dan tomat.
c.
Persiapan
Usaha Produksi Saus Cabai dan Tomat
Beberapa hal yang perlu disiapkan
sebelum memulai industri pembuatan saus cabai dan tomat adalah pengetahuan
mengenai bahan baku, proses produksi, sarana dan prasarana industri, pemasaran
dan analisis usaha. Salah satu keunggulan dari industri saos cabai dan tomat
adalah ketersediaan bahan baku yang melimpah, apalagi saat panen raya. Bahan
baku seperti cabai dan tomat serta bahan tambahan seperti pepaya mudah
diperoleh. Walaupun pada saat-saat tertentu harga cabai dapat meningkat tajam
tetapi pengusaha dapat mensiasatinya dengan cara melakukan persediaan bahan
baku atau bahan setengah jadi.
Proses produksi saos cabai dan
tomat dapat mudah dipelajari. Proses produksi ini membutuhkan peralatan yang
sederhana dan harganya relatif murah. Peningkatan kapasitas produksi dapat
dilakukan dengan mudah dengan menambah peralatan atau meningkatkan kapasitas
peralatan. Oleh karena itu, pengusaha dengan modal relatif kecil pun sudah
dapat menjalankan industri saus cabai dan tomat.
Hal lain yang perlu diketahui
sejak awal adalah pasar yang hendak dituju oleh pengusaha industri saus cabai
dan tomat. Pasar saus cabai dan tomat sangat luas meliputi anak-anak dan orang
dewasa, konsumsi rumah tangga atau konsumsi usaha serta kalangan menengah ke
bawah atau kalangan menengah ke atas. Pengusaha dapat memilih segmen pasar mana
yang akan menjadi fokusnya.
Pengetahuan mengenai analisis
usaha menjadi salah satu faktor yang penting agar usaha dapat berjalan dan
berkembang. Pengusaha perlu membuat perhitungan mengenai kemungkinan berapa
laba yang didapat, berapa banyak sumberdaya yang harus dikeluarkan dan sejauh
mana usaha dapat bertahan dengan perubahan-perubahan seperti kenaikan bahan
baku. Sehingga, pada akhirnya pengusaha mampu menjalankan industri saus cabai
dan tomat secara mantap dan didasari perhitungan yang matang.
2.
Sarana dan Prasana Industri
Beberapa sarana dan prasarana
produksi yang perlu dipersiapkan oleh pengusaha adalah lokasi pabrik, peralatan
produksi dan sarana pendukung. Persiapan sarana dan prasarana produksi ini
adalah salah satu faktor yang mendukung keberhasilan usaha. Pengusaha harus dapat
mengidentifikasi seluruh sarana dan prasarana industri yang dibutuhkan.
a. Penentuan
Lokasi Pabrik
b. Peralatan
Produksi
c. Sarana
Pendukung
3.
Pemilihan Bahan Baku
Selain faktor proses produksi,
kualitas dan pemilihan bahan baku serta bahan tambahan akan menentukan kualitas
produk yang dihasilkan. Pengusaha harus mengetahui dengan benar mengenai
pemilihan bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan.
a.
Bahan
Baku
Bahan baku utama dalam produksi
saus ini adalah cabai dan tomat merah. Cabai dan tomat merah yang digunakan
adalah yang masih segar, matang dan sebagian besar kulitnya berwarna merah
terang. Toleransi warna merah dari cabai dan tomat adalah sebesar 95%. Artinya,
sebagian besar warna cabai dan tomat adalah merah atau dari seratus tomat merah
hanya dibolehkan lima tomat yang tidak berwarna merah.
Ukuran cabai dan tomat tidak
menjadi masalah. Cabai dan tomat yang berukuran kecil maupun besar dapat
digunakan sebagai bahan baku. Tetapi, cabai dan tomat berukuran kecil atau
tidak seragam lebih disukai karena harganya yang relatif lebih murah.
b.
Bahan
Tambahan
Bahan tambahan saus cabai dan
tomat terdiri dari bahan campuran, bumbu dan pengawet. Bahan campuran digunakan
untuk mengurangi biaya produksi dengan mengganti sebagian bahan baku dengan
bahan campuran yang harganya lebih murah. Bumbu digunakan untuk menambah
citarasa produk. Sedangkan pengawet digunakan untuk menambah daya tahan produk.
1)
Bahan campuran
Bahan
campuran yang dapat digunakan untuk pembuatan saus cabai dan tomat adalah pepaya,
singkong, maizena dan ubi merah. Untuk menghasilkan produk yang terbaik dari
segi tekstur, rasa, aroma dan warna, perlu dilakukan pengujian jumlah optimum
dari bahan campuran yang ditambahkan.
2)
Bumbu
Bumbu
yang digunakan untuk membuat saus cabai dan tomat adalah gula pasir, garam,
cuka 25%, kecap Inggris, bawang putih, cengkeh, kayu manis, merica, MSG, minyak
wijen dan mentega. Bumbu-bumbu tersebut mudah dan banyak tersedia di pasar.
Masing-masing
bumbu mempunyai fungsi bagi produk saus cabai dan tomat. Gula selain sebagai
pemanis atau penyedap, juga berfungsi mempertahankan kadar air dan menjadikan
produk lebih awet. Garam digunakan sebagai penyedap atau memberi rasa gurih dan
asin serta menjadikan produk lebih awet.
Cuka
25 % juga berfungsi sebagai penyedap atau memberi rasa asam dan mampu
menghambat pertumbuhan mikroba sehingga produk lebih awet. Kecap Inggris
digunakan sebagai penyedap dan menimbulkan rasa yang khas. Bawang putih
berfungsi sebagai penyedap karena menimbulkan aroma yang merangsang. Selain itu
bawang putih juga dapat membantu membunuh bakteri pada makanan.
Bumbu
lain yang digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate), minyak wijen dan
mentega. MSG digunakan karena rasa gurihnya yang menonjol. Minyak wijen
digunakan sebagai pengharum atau penambah aroma. Cengkeh dan kayu manis
ditambahkan untuk memperkaya aroma sedangkan merica menambah aroma dan rasa.
Mentega berfungsi meningkatkan membentuk tekstur dan memberikan cita rasa
gurih.
3)
Pengawet
Pengawet
yang digunakan adalah asam benzoat atau sodium benzoat. Senyawa ini dapat
menghambat pertumbuhan kapang, khamir dan bakteri. Efektifitas fungsi senyawa
benzoat dapat bertambah jika produk yang dibuat mengandung garam dan gula
pasir. Tetapi pengawet ini hanya boleh digunakan dalam jumlah tertentu. Pada
produk makanan, senyawa benzoat diperbolehkan digunakan dengan kisaran
konsentrasi 400 sampai 1000 mg per kg bahan.
4. Proses Produksi Umum
Pengetahuan mengenai proses
produksi mutlak diperlukan bagi pengusaha yang akan menjalankan industri saus
cabai dan tomat. Setelah tahu melalui referensi tertulis, sebaiknya pengusaha
melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum berinvestasi mendirikan industri
kecil saus cabai dan tomat.
Selain itu, calon pengusaha juga
harus melakukan beberapa uji coba yang meliputi rasa dan warna saus cabai dan
tomat. Uji coba perlu dilakukan karena variasi saus cabai dan tomat sangat
banyak dan luas. Karena, konsumen akan membeli saus cabai dan tomat yang sesuai
dengan seleranya.
Proses produksi saus tomat secara
umum tidak berbeda dengan proses produksi saus cabai. Proses produksi saus
cabai dan tomat terdiri dari dua tahap utama yaitu persiapan bahan baku dan
pengolahan utama.
A.
Persiapan
Proses produksi saus cabai dan tomat dimulai dengan
persiapan bahan baku. Tahap proses ini terdiri dari sortasi, pencucian,
pemblansiran, penggilingan dan penyaringan.
1. Sortasi
2. Pencucian
B.
Pengolahan Utama
Pengolahan utama terdiri dari pengukusan,
penggilingan, penyaringan dan pemasakan, pengisian ke dalam kemasan dan
sterilisasi.
1. Pengukusan
2. Penggilingan
3. Penyaringan
4. Pemasakan
5. Pengisian ke dalam kemasan botol
6. Sterilisasi
5.
Proses Produksi Saus Cabai
Proses produksi saus cabai
mengacu pada proses produksi saus secara umum. Bab ini menjelaskan lebih rinci
mengenai proses produksi saus cabai. Ada empat formula saus cabai yang dapat
dicoba. Keempat formula akan menghasilkan saus cabai yang memiliki kekhasan
masing-masing. Yang membedakan
antar formula saus cabai adalah bahan campuran dan jumlah pemakaian tiap bahan.
Bahan campuran yang digunakan dapat berupa pepaya, singkong, tepung maizena dan
ubi merah.
A.
Bahan Campuran Pepaya
Sesuai dengan proses secara umum,
proses produksi saus cabai dengan bahan campuran pepaya terdiri dari persiapan
bahan dan pengolahan utama. Bahan campuran pepaya dipilih yang matang dan tidak
busuk. Warna pepaya dipilih yang merah dan tidak kuning.
Bahan-bahan untuk membuat saus cabai dengan bahan
campuran pepaya dapat dilihat di bawah ini. Untuk kapasitas produksi yang lebih
besar, jumlah masing-masing bahan dapat dikalikan sesuai dengan yang dibutuhkan.
1.
Cabai merah
2.
Pepaya
3.
Gula pasir
4.
Garam
5.
Cuka 25 %
6.
Bawang putih
7.
MSG
8.
Air
9.
Benzoat
Proses produksi saus cabai dengan bahan campuran
pepaya adalah sebagai berikut.
1)
Siapkan seluruh bahan baku.
2)
Kupas pepaya, buang bijinya, cuci dan potong
menjadi empat bagian.
3)
Kupas dan bersihkan bawang putih.
4)
Timbang seluruh bahan baku sesuai dengan
komposisi.
5)
Kukus cabai merah dan pepaya selama 20 menit.
6)
Hancurkan cabai merah, pepaya dan semua bumbu
(gula pasir, garam, cuka 25%, bawang putih,
MSG, air dan benzoat) sampai homogen dengan menggunakan blender (+ 20
menit).
7)
Saring bahan yang diblender menggunakan saringan
16 mesh (16 lubang per inchi).
8)
Masak selama 20 menit sampai adonan kental
sambil diaduk. Uji dengan spoon test.
9)
Ketika dilakukan penghancuran bahan baku, pada
saat yang bersamaan botol kemasan disterilisasi terlebih dahulu. Cuci bersih
botol dan rendam selama 30 menit dalam wadah berisi air yang telah ditambahkan
kaporit 5-10 gram per 1 meter kubik air. Perendaman dilakukan dengan posisi
botol terbalik.
10)
Rebus botol tersebut sampai mendidih. Sekalian
pula, tutup botol direbus sampai mendidih.
11)
Kecilkan api dan jaga air agar tetap panas.
12)
Siapkan botol yang telah disterilisasi dan masih
dalam keadaan panas. Isi botol dengan saus cabai menggunakan injektor pasta.
Pasang tutup botol yang telah disterilisasi.
13)
Rebus botol yang telah diisi saus selama 30
menit. Taruh hasil rebusan dengan posisi terbalik.
14)
Tempelkan label dan masukkan ke dalam kemasan
sekunder (kardus).
Produk saus yang dihasilkan mempunyai rasa pedas
asam, berwarna merah tua dan aroma menyengat. Produk saus cabai ini memiliki
tekstur yang halus dan kental.
B.
Bahan Campuran Singkong
Singkong yang digunakan dipilih
yang bagus dan besar. Singkong yang besar memudahkan dalam proses pengupasan.
Bahan-bahan untuk membuat saus cabai dengan bahan campuran singkong adalah
sabagai berikut.
1.
Cabai merah
2.
Singkong
3.
Gula pasir
4.
Garam
5.
Cuka 25 %
6.
Bawang putih
7. Air
8.
Benzoat
Proses produksi saus cabai dengan bahan campuran
singkong adalah sebagai berikut.
1.
Siapkan seluruh bahan baku.
2.
Kupas singkong, cuci dan potong-potong dengan
ukuran 10 cm.
3.
Kupas dan bersihkan bawang putih.
4.
Timbang seluruh bahan baku sesuai dengan
komposisi.
5.
Kukus cabai merah dan singkong selama 30 menit.
6.
Hancurkan cabai merah, singkong dan semua bumbu
(gula pasir, garam, cuka 25%, bawang putih, MSG, air dan bezoat) sampai homogen
dengan menggunakan blender (+ 30 menit).
7.
Saring bahan yang diblender menggunakan saringan
16 mesh (16 lubang per inchi).
8.
Masak selama 10 menit sampai adonan kental
sambil diaduk. Uji dengan spoon test.
9.
Cuci bersih botol dan rendam selama 30 menit
dalam wadah berisi air yang telah ditambahkan kaporit 5-10 gram per 1 meter
kubik air. Perendaman dilakukan dengan posisi botol terbalik.
10.
Rebus botol tersebut sampai mendidih. Sekalian
pula, tutup botol direbus sampai mendidih.
11.
Kecilkan api dan jaga air agar tetap panas.
12.
Siapkan botol yang telah disterilisasi dan masih
dalam keadaan panas. Isi botol dengan saus cabai menggunakan injektor pasta.
Pasang tutup botol yang telah disterilisasi.
13.
Rebus botol yang telah diisi saus selama 30
menit. Taruh hasil rebusan dengan posisi terbalik.
14.
Tempelkan label dan masukkan ke dalam kemasan
sekunder (kardus).
Produk saus yang dihasilkan mempunyai rasa pedas
asam, berwarna merah agak tua dan aroma menyengat. Saus cabai yang dihasilkan
memiliki kekentalan yang sama dengan saus cabai berbahan campuran pepaya.
C.
Bahan Campuran Maizena
Bahan-bahan untuk membuat saus cabai dengan bahan
campuran maizena adalah sebagai berikut.
1.
Cabai merah
2.
Maizena
3.
Gula pasir
4.
Garam
5.
Cuka 25 %
6.
Bawang putih
7.
MSG
8.
Air
9.
Benzoat
Proses produksi saus cabai dengan bahan campuran
maizena adalah sebagai berikut.
1)
Siapkan seluruh bahan baku.
2)
Kupas dan bersihkan bawang putih.
3)
Timbang seluruh bahan baku sesuai dengan
komposisi.
4)
Kukus cabai merah selama 30 menit.
5)
Hancurkan cabai merah dan semua bumbu (gula
pasir, garam, cuka 25%, bawang putih, MSG, air dan bezoat) sampai homogen
dengan menggunakan blender (+ 30 menit).
6)
Saring bahan yang diblender menggunakan saringan
16 mesh (16 lubang per inchi).
7)
Masak sampai adonan mendidih lalu tambahkan
maizena. Masak kembali sampai kental sambil diaduk. Uji dengan spoon test.
8)
Cuci bersih botol dan rendam selama 30 menit
dalam wadah berisi air yang telah ditambahkan kaporit 5-10 gram per 1 meter
kubik air. Perendaman dilakukan dengan posisi botol terbalik.
9)
Rebus botol tersebut sampai mendidih. Sekalian
pula, tutup botol direbus sampai mendidih.
10)
Kecilkan api dan jaga air agar tetap panas.
11)
Siapkan botol yang telah disterilisasi dan masih
dalam keadaan panas. Isi botol dengan saus cabai menggunakan injektor pasta.
Pasang tutup botol yang telah disterilisasi.
12)
Rebus botol yang telah diisi saus selama 30
menit. Taruh hasil rebusan dengan posisi terbalik.
13)
Tempelkan label dan masukkan ke dalam kemasan
sekunder (kardus).
Produk saus yang dihasilkan mempunyai rasa pedas
asam, berwarna merah hati dan aroma menyengat. Saus cabai yang dihasilkan
memiliki kekentalan yang sama dengan saus cabai berbahan campuran lainnya.
D.
Bahan Campuran Ubi Merah
Ubi merah yang digunakan dipilih yang bagus.
Bahan-bahan untuk membuat saus cabai dengan bahan campuran ubi merah adalah
sabagai berikut.
1.
Cabai merah
2.
Ubi merah
3.
Gula pasir
4.
Garam
5.
Cuka 25 %
6.
Bawang putih
7.
MSG
8.
Air
9.
Benzoat
Proses produksi saus cabai dengan bahan campuran ubi
merah adalah sebagai berikut.
1)
Siapkan seluruh bahan baku.
2)
Kupas ubi merah, cuci dan potong-potong dengan
ukuran 10 cm.
3)
Kupas dan bersihkan bawang putih.
4)
Timbang seluruh bahan baku sesuai dengan
komposisi.
5)
Kukus cabai merah dan ubi merah selama 30 menit.
6)
Hancurkan cabai merah, ubi merah dan semua bumbu
(gula pasir, garam, cuka 25%, bawang putih, MSG, air dan bezoat) sampai homogen
dengan menggunakan blender (+ 15 menit).
7)
Saring bahan yang diblender menggunakan saringan
16 mesh (16 lubang per inchi).
8)
Masak selama 15 menit sampai adonan kental
sambil diaduk. Uji dengan spoon test.
9)
Cuci bersih botol dan rendam selama 30 menit
dalam wadah berisi air yang telah ditambahkan kaporit 5-10 gram per 1 meter
kubik air. Perendaman dilakukan dengan posisi botol terbalik.
10)
Rebus botol tersebut sampai mendidih. Sekalian
pula, tutup botol direbus sampai mendidih.
11)
Kecilkan api dan jaga air agar tetap panas.
12)
Siapkan botol yang telah disterilisasi dan masih
dalam keadaan panas. Isi botol dengan saus cabai menggunakan injektor pasta.
Pasang tutup botol yang telah disterilisasi.
13)
Rebus botol yang telah diisi saus selama 30
menit. Taruh hasil rebusan dengan posisi terbalik.
14)
Tempelkan label dan masukkan ke dalam kemasan
sekunder (kardus).
DAFTAR PUSTAKA
·
BPOM. 2003. Pedoman Cara Produksi Pangan yang
Baik untuk Industri rumah Tangga. Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
·
BPS. 2003. Direktori Industri Pengolahan. Badan
Pusat Statistik, Jakarta.
·
Hambali, E., M. Z. Nasution dan S. Wiraatmadja.
1990. Pengantar Pengemasan. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta,
IPB, Bogor.
·
Husnan, S. dan Suwarsono M. 2000. Studi Kelayakan
Proyek. Unit Penerbit dan Pencetakan, Yogyakarta.
·
Santana, G. N. 2004. Analisis Perilaku Konsumen
Saus Sambal dan Implikasinya terhadap Strategi Pemasaran (Studi Kasus PT. Sedap
Wangi). Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, IPB, Bogor.
·
Santika, A. 2001. Agribisnis Cabai. Penebar
Swadaya, Jakarta.
·
Stanton, W. J. 1991. Prinsip Pemasaran.
Terjemahan. Erlangga, Jakarta.
·
Syarifudin, Amir. 2003. Aplikasi Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) pada Saus Cabai di PT. Heinz ABC Indonesia,
Karawang. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar