BITCOIN BLABK COINS

Selasa, 02 Maret 2021

Yuk Bertani Terong Profesional



A.     PERSIAPAN LAHAN

·         Pengolahan tanah dilakukan dibajak 2 kali. Selanjutnya buat guludan kasar dengan lebar 110 – 120cm dan jarak antar guludan 80 – 90cm, panjang guludan max. 25 m (untuk memudahkan perawatan).

·         Dolomite 280 gram/m2 dan pupuk kandang 5 kg/m2 disebar merata di atas guludan. Setelah itu dilakukan pembalikan tanah dengan cangkul supaya dolomite merata.

·         Pemupukan dasar dilakukan seminggu setelah pemberian dolomite dan pupuk kandang dengan cara bedengan dibelah tengah dan diberi pupuk dasar Urea, ZA, Superphos dan KCl dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1 sebanyak 100 g/m2. Setelah itu bedengan dirapikan dan ditutup mulsa hitam perak. Mulsa selanjutnya dilubangi dengan jarak 70 cm x 70 cm.

 

B.     PERSEMAIAN

Gunakanlah selalu varietas terong produksi CAP PANAH MERAH antara lain: YUMI F1, MUSTANG F1, MILANO F1, TURANGGA F1, KANIA F1, LEZATA F1, GRACIA F1, SEMBRANI F1, SATRIA F1, RAOS F1.

Menggunakan polybag dengan diameter  5 cm, dari plastic es yang dipotong-potong dengan  media semai berupa tanah kering dari endapan sungai atau irigasi.

Siram media semai dan buat lubang sedalam 1 cm. Masukkan benih ke polybag. Usia 25 – 30 hari setelah semai (± 6 daun) bibit sudah siap pindah tanam.



 

C.      PENANAMAN

Penanaman sebaiknya dilakukan saat cuaca masih segar dan tidak terlalu terik, seperti pagi dan sore hari. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10 - 15 cm. sebelumnya ke dalam lubang tanam dapat diberikan insektisida carbofuran sesuai dosis untuk menjaga serangan hama.

 

D.     PEMELIHARAAN KHUSUS

Tanaman terong mutlak memerlukan ajir atau turus. Pemasangan ajir atau turus dilakukan setelah tanaman selesai ditanam di bedengan. Tinggi ajir atau turus yang digunakan untuk terong 1,5 meter dengan bagian bawah yang dimasukkan ke dalam tanah 25 cm.

Ajir atau turus untuk terong dipasang tegak. Pemasangan ajir dilakukan di setiap tanaman dengan jarak sekitar 10 cm dari batang tanaman. Setelah ajir atau turus dipasang, tanaman harus segera diikatkan di ajir atau turus tersebut dengan menggunakan tali rafia. Cara mengikatnya menggunakan simpul yang berbentuk angka delapan (“8”). Pengikatan tanaman dilakukan pertama kali di batang. Namun, setelah tanaman mengalami penambahan tinggi, pengikatan dilakukan di percabangan pertama. 

 

E.      PEMUPUKAN

Pemupukan susulan dengan system kocor mulai dilakukan pada tanaman umur 10 HST dengan selang waktu 7 hari. Konsentrasi larutan pupuk kocor mulai ½ kg  naik terus hingga 1½ kg campuran pupuk  per 30 liter air (pemupukan susulan pertama sampai terakhir)   dan disiramkan ± 250 ml pada tiap tanaman

Pemupukan susulan 1 dan 2 menggunakan NPK Mutiara dan ZA dengan perbandingan 2 : 1.  Pemupukan susulan 3 menggunakan NPK Mutiara dan ZA dengan perbandingan  1 : 1. Pemupukan susulan 4 dilakukan 2 (dua) minggu setelah pemupukan susulan 3 menggunakan NPK Mutiara dan ZA dengan perbandingan 2 : 1.

Contoh alat pelubang mulsa.

 

F.      PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

Pengendalian hama dan penyakit yang diterapkan bersifat preventif dengan menyemprotkan pestisida, seperti insektisida dan fungisida secara teratur. Penyemprotan mulai dilakukan pada umur tanaman ± 1 MST menggunakan pestisida sesuai sasaran hama/penyakit & konsentrasi/Dosis anjuran dengan jarak waktu semprot (interval penyemprotan) 4 hari. Penyemprotan dilakukan lebih intensif lagi jika terjadi kabut.

Nama formulasi pestisida dan bahan aktif yang digunakan: Antracol 70 WP (propineb), Buldok, Cabrio, Confidor 200 LC (imidakloprid), Decis 2,5 EC (deltametrin), Demolis (abamektin), Dithane M-45 (mankozeb), Dursban 20 EC (klorpirifos), Marshal 200 EC (karbamat), Nurell, Score 250 EC (difenokonazol), Tracer 120 EC (naturalyte hasil fermentasi bakteri Saccharopolyspora spinosa), Virtako (klorantraniliprol dan tiametoksam).

 

1)     OTENG-OTENG

Pengendalian dengan penyemprotan insekt. Profenofos 20 ml/ 14lt air

2)    

PENYAKIT LAYU VERTICILLIUM

Penyakit ini disebabakan oleh jamur Verticillium sp. Tanaman yang terinfeksi jamur ini akan layu perlahan-lahan dimulai dari daun terbawah. Daun tampak alum dan pucat kemudian berubah menjadi kuning kecoklatan. Gejala ini akan muncul pada daun lain dan akan merambat ke daun-daun atas. Penyebaran penyakit ini dapat melalui tanah dan air serta alat-alat pertanian. Pengendalian dengan membuang tanaman terinfeksi dan mengurangi penyebaran penyakit. Penggunaan fungisida berbahan aktif  kloratalonil, propineb, dimetomorf, folpet, asibensolar s-metyl, mankozeb, ziram, kaptan, famoxadon, simoksanil, azoxystrobin dapat diberikan dengan cara kocor di sekitar perakaran.

3)     

PENYAKIT LAYU BAKTERI


Bakteri penyebab penyakit ini adalah Ralstonia solanacearum. Gejala yang muncul adalah mula-mula tanaman layu hijau pada siang hari sedangkan pagi dan sore hari tidak. Layu permanen terjadi setelah beberapa hari kemudian. Bila batang bawah dikupas tampak berwarna kecoklatan dan bila dicelup ke dalam air muncul aliran bakteri muncul aliran bakteri menyerupai asap rokok. Penyebaran bakteri ini melalui tanah dan banyak dijumpai di semua ketinggian. Bakteri ini memiliki banyak sekali inang dari tanaman terung-terungan, sehingga rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan terung-terungan (Solanaceae) sangat dianjurkan. Pengendalian dengn menggunakan belerang pada saat olah tanah sangat dianjurkan, sementara tanaman yang layu dicabut dan dimusnahkan. Pada saat bertanam, aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga, belerang, asam oksolinik, dazomet dan bakterisida berbahan aktif kasugamycin hidroklorida, streptomycin, dan oksitetrasiklin, dianjurkan dengan cara dikocor.


4)     PENYAKIT HAWAR PHOMOPSIS

Jamur penyebab penyakit ini adalah Phomopsis vexans. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadinya pembusukan pada bagian batang dan buah. Pada bagian yang terinfeksi ditemukan banyak bintik hitam (black dot) dengan pola konsentris (melingkar). Penyebaran jamur ini melalui air (irigasi dan percikan air) dan tanah. Untuk mengurangi serangan penyakit, bagian tanaman yang terinfeksi dibuang dan dibakar. Pengendalian kimiawi dapat dilakukan dengan mengoleskan fungisida sistemik pada bagian yang terinfeksi (batang). Penyemprotan fungisida berbahan tebukonazol, mankozeb, difenokonazol, dan kesakonazol juga dapat dilakukan pada seluruh jaringan tanaman.

 

G.     PANEN DAN PASCA PANEN

Kriteria buah yang baik adalah dagingnya belum keras dan warna buah mengkilat. Panen perdana dapat dilakukan saat tanaman berumur 50 - 55 HST. Atau 15 - 18 hari setelah muncul bunga. Waktu yang paling tepat pagi atau sore. Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali. Total dalam satu musim tanam dapat dilakukan 8 kali panen. Potensi hasil per tanaman mencapai 21 buah.




0 komentar:

Posting Komentar

BITCOIN BLABK COINS