Sebelum Anda trading Crypto Currency, tiga (3) hal yang harus Anda ketahui sebagai berikut.
1.
Memilih broker yang tepat
2.
Ananlisa Fundamental
3.
Analisa Teknikal
1.
Memilih Broker yang tepat
Broker
adalah perusahaan sebagai pengubung antara sesama pedagang dan perusahaan
Bitcoin dalam melakukan jual beli. Memilih broker yang tepat merupakan hal
mutlak kita lakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian
hari misalnya, perusahaan tutup, uang kita dilarikan, tidak bisa menarik uang,
dan lain sebagainya.
Ada banyak broker yang beroperasi di Indonesia, namun kami referensikan indodax.com. Menurut kami indodax.com broker trading Crypto Currency yang terbaik saat ini, karena sudah memiliki kantor di Indonesia, Jakarta dan Bali. Perusahaan indodax.com telah terdaftar di BAPPETI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) dan Kominfo. Memiliki fitur yang familiar dan mudah melakukan transaksi jual beli, tarik dan setor dana (uang). Juga tersedia di Google Play (Play Store) sehingga Anda bisa berdagang Crypto Currency dimana saja, tanpa mengganggu kegiatan lainnya. Silahkan daftar di indodax.com pada link di bawah ini.
2.
Analisis Fundamental
Teknik
analisis fundamental merupakan teknik analisis dimana Anda akan memprediksi
pergerakan harga berdasarkan suatu peristiwa yang dapat mempengaruhi naik atau
turunnya harga Bitcoin.
Analisis
fundamental terdiri dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
1.
Faktor
Kebijakan Pemerintah
Saat
ini (per tahun 2017), mayoritas sirkulasi Bitcoin berada di Jepang. Mengapa
demikian? Salah satu faktor utama yang mempengaruhi persebaran Bitcoin adalah
kebijakan pemerintah.
Jepang
bisa menjadi yang terdepan dalam sirkulasi Bitcoin dikarenakan pemerintah
Jepang yang melegalkan dan mengeluarkan regulasi akan Bitcoin. DAN umumnya,
Anda bisa mengandalkan berita-berita seputar Bitcoin dari Jepang untuk
memprediksi pergerakan harga.
Kebijakan
lainnya yang bisa mempengaruhi perdagangan Bitcoin misalnya saat pemerintah
Jepang mengeluarkan undang-undang yang melegalkan Bitcoin sebagai metode
pembayaran yang sah pada 1 April 2016.
Tidak
hanya itu, juga ditetapkan ketentuan dan regulasi tentang persyaratan modal,
cyber security, pelatihan karyawan, serta audit tahunan untuk mata uang digital
tersebut. Karena dominasi perdagangan Bitcoin/Yen inilah, dapat dibilang bahwa
pemberitaan seputar Bitcoin dari pemerintahan Jepang dapat mempengaruhi
pergerakan harga Bitcoin.
Umumnya
jika berita yang beredar baik, maka harga akan cenderung meningkat. Berlaku
sebaliknya. Namun jika berita berasal dari negara yang tidak memegang porsi
besar dalam sirkulasi Bitcoin, maka tidak akan ada pengaruh atau efek apapun.
2.
Faktor Krisis Ekonomi
Faktor
kedua merupakan sebuah kondisi dimana suatu negara mengalami krisis ekonomi dan
mempengaruhi perubahan harga Bitcoin. Hal ini dapat terjadi karena saat ini
Bitcoin telah terklasifikasi menjadi salah satu safe haven asset (aset yang
bersifat aman).
Salah
satu contohnya terjadi pada saat negara Cyprus mengalami krisis ekonomi pada
tahun 2013, dimana banyak bank yang melakukan pembekuan ATM di negara tersebut.
Akibatnya
masyarakat tidak dapat mengambil uang dan hilang kepercayaan akan mata uang
negaranya sendiri. Alhasil, mereka mulai beralih dan membelanjakan uangnya
dengan Bitcoin.
Meskipun
awalnya masyarakat Cyprus tidak mendominasi Bitcoin, akan terjadi pengaruh
besar jika mayoritas masyarakatnya membeli Bitcoin dalam jumlah besar di jangka
waktu singkat.
Negara
ini bisa dibilang memulai pergerakan harga, dan akan diikuti negara lain
sehingga efeknya yaitu harga Bitcoin yang meningkat tajam.
Namun
hati-hatilah pada faktor krisis ekonomi ini, karena begitu krisis selesai harga
Bitcoin akan mengalami penyesuaian. Hal ini disebabkan masyarakat yang sudah
tenang dan aman negaranya mungkin menjual kembali Bitcoin yang mereka miliki.
3.
Faktor Ekonomi
Faktor
kestabilan ekonomi di suatu negara juga bisa mempengaruhi perubahan harga
Bitcoin lho! Sebagai contoh, beberapa tahun yang lalu harga Bitcoin bergerak
naik akibat aktivitas ekonomi di Amerika.
Aktivitas
yang dimaksud adalah pemilihan presiden Amerika Serikat yang dimenangkan oleh
Donald Trump. Masyarakat yang ragu akan kebijakan-kebijakan presiden barunya
kemudian mencari komoditas yang tidak terhubung dengan pasar finansialnya,
salah satunya ya Bitcoin.
Dengan
kata lain, bisa dibilang ketidakstabilan ekonomi di suatu negara mampu
mempengaruhi naik turunnya harga Bitcoin.
Contoh
lainnya adalah kecenderungan harga Bitcoin yang akan turun pada hari Sabtu dan
Minggu serta kenaikan kembali pada hari Senin. Hal ini terjadi akibat banyaknya
Bitcoin Exchange di seluruh dunia yang tidak melayani deposit pada hari Sabtu
dan Minggu, sehingga menyebabkan rendahnya tingkat pembelian.
4.
Faktor Sosial Budaya
Faktor
terakhir merupakan faktor sosial budaya, dimana isu sosial budaya pun bisa
mempengaruhi naik turunnya harga Bitcoin.
Sebagai
contohnya, saat perayaan hari Tahun Baru Imlek, harga Bitcoin cenderung
menurun. Kok bisa?
Hal
ini terjadi akibat kebutuhan dana serta perhentian aktivitas di mayoritas
negara di Asia Timur. Dengan kebutuhan dana tersebut, umumnya sebagian besar
pemilik di Asia Timur terpaksa menjual Bitcoinnya. Penyebab kedua adalah
liburnya aktivitas perbankan di negara-negara Asia Timur ini sehingga
menyulitkan pembelian Bitcoin pada saat itu.
Kasus
kedua adalah isu yang terjadi dalam komunitas Bitcoin itu sendiri. Misalnya
saat terjadi perbedaan visi yang terjadi tahun 2014. Perusahaan bitfinex.com
mengalami kerugian besar karena terjadi pencurian senilai 119.756 Bitcoin atau
sekitar Rp950 miliar.
Pemilik
Bitcoin yang mengetahui hal ini panik dan ketakutan akan jatuhnya harga
Bitcoin. Akhirnya mayoritas dari mereka menjual Bitcoinnya dalam jumlah besar,
dan mengakibatkan harga Bitcoin jatuh pesat.